Pandangan Media Indonesia Berubah Signifikan

Pandangan Media Indonesia Berubah Signifikan

Pandangan Media Indonesia Berubah Signifikan – Pandangan media di Indonesia selama dua tahun terakhir telah mengalami perubahan signifikan. Data diperoleh dari delapan perusahaan media terbesar di Indonesia, yaitu CT Corp, Global Mediacom, EMTEK, Visi Media Asia, Grup Media, News Holdings, Jawa Pos dan Kompas Gramedia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia saat ini mengalami penurunan tingkat minat membaca, memberikan dampak pada keberlanjutan industri media cetak.

Hingga awal tahun ini banyak penerbit yang memiliki nama dan sejarah di industri cetak mulai menutup majalah atau koran cetak mereka.

Jakarta Globe, Rolling Stone, FHM, Sinar Harapan, Indonesia Finance Today, Koran Tempo Minggu adalah beberapa media dari kelompok media besar yang telah jatuh di tengah-tengah industri digital. Belum lagi beberapa media menyoroti masalah gaya hidup, karena gaya hidup terkait berita sekarang jauh lebih mudah dan lebih cepat diperoleh dari media secara online. idnslot

Pandangan Media Indonesia Berubah Signifikan

Alasan lain dari jatuhnya media cetak adalah karena mereka terlambat membuat inovasi di platform digital, atau berubah menjadi media online karena adanya gangguan media. americandreamdrivein.com

Survei Nielsen juga mengatakan bahwa sekitar 6 juta orang membaca berita setiap hari melalui media online, hanya 4,5 juta orang membaca media cetak, dan hanya 1,1 juta membaca dari kedua media tersebut.

Media digital juga membawa pengguna untuk menikmati kemudahan menemukan pembaruan berita dengan menggunakan platform media sosial. Sekitar 49% persen dari populasi pengguna internet atau hampir setengah dari pengguna internet di Indonesia sudah memiliki akun media sosial, yang mana informasi lebih mudah diperoleh secara online daripada harus menunggu media cetak.

Dalam hal pertumbuhan pengguna media sosial, Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan tingkat pertumbuhan 23% atau 24 juta pengguna dalam satu tahun terakhir.

Ini dibuktikan dengan dua kota di Indonesia yang menempati posisi sebagai dua pengguna Facebook terbesar di dunia. Kota-kota tersebut adalah Bekasi dengan 18 juta pengguna dan Jakarta dengan 16 juta pengguna. Indonesia juga menempati salah satu negara terbesar menggunakan salah satu media sosial paling populer di dunia, Instagram. Ada 53 juta orang di Indonesia menggunakan Instagram, yang berarti bahwa hampir semua pengguna ponsel pintar di Indonesia juga pengguna Instagram.

Media digital membawa pengguna untuk menikmati kemudahan menemukan pembaruan berita dengan menggunakan platform media sosial. Sekitar 49% dari populasi pengguna internet atau hampir setengah dari pengguna internet di Indonesia memiliki akun media sosial.

Dalam hal pertumbuhan pengguna media sosial, Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan tingkat pertumbuhan 23% atau 24 juta pengguna dalam satu tahun terakhir. Masih tentang media sosial, Indonesia juga menempati salah satu negara terbesar menggunakan salah satu media sosial paling populer di dunia, Instagram.

Ada 53 juta orang di Indonesia menggunakan Instagram, yang berarti bahwa hampir semua pengguna ponsel pintar di Indonesia juga pengguna Instagram.

Dari sejumlah besar pengguna media sosial, Mari kita mulai melihat berapa lama pengguna internet berinteraksi secara virtual di media sosial. Demikian pula, Indonesia menempati salah satu peringkat dunia tertinggi dengan durasi menggunakan media sosial selama 3 jam 23 menit.

Dibandingkan dengan rata-rata waktu penggunaan internet di Indonesia, orang Indonesia mengalokasikan hampir 30% dari waktu mereka untuk media sosial.

Saat ini setidaknya 43.300 media online telah direkam oleh Dewan Pers sejak 2013, tetapi media online yang telah diverifikasi secara faktual dan dinilai profesional oleh Dewan Pers hanya 168 perusahaan media online.

Pandangan Media Indonesia Berubah Signifikan

Data dari survei Nielsen Consumer & Media View (CMV) pada kuartal ketiga 2017 menyatakan bahwa jumlah judul di majalah turun dari 162 pada 2012 menjadi 96 judul pada 2017. Sementara judul di surat kabar turun 3 pada periode yang sama, dari 102 menjadi 99 judul. Survei ini juga menunjukkan bahwa media cetak (termasuk koran, majalah, dan tabloid) saat ini memiliki tingkat penetrasi 8% dan dibaca oleh 4,5 juta orang. Dalam hal profil pembaca, media cetak di Indonesia cenderung dikonsumsi oleh konsumen dari rentang usia 20-49 tahun (74%), yang pekerjaannya adalah karyawan (32%), dan mayoritas pembaca berasal dari atas. kelas (54%).

Ini menunjukkan bahwa pembaca media cetak masih produktif dan berasal dari kelompok masyarakat yang sudah mapan.

Perubahan pola minat baca dari bentuk cetak ke bentuk digital dijelaskan oleh Nielsen dalam survei yang sama. Frekuensi penggunaan internet di kalangan pembaca media cetak mencapai 86%, atau di atas rata-rata 61%. Hingga Q3 2017, jumlah pembaca versi digital telah mencapai enam juta orang dengan tingkat penetrasi 11%. Ini membuktikan bahwa orang sebenarnya masih memiliki minat membaca, namun mereka beralih platform. Hal ini dapat diamati dari tingginya penetrasi bacaan digital di beberapa kota di Jawa seperti Bandung dan sekitarnya (25%), Surakarta (22%), Yogyakarta dan sekitarnya (19%), Semarang dan sekitarnya (12%). ) dan Jakarta dan sekitarnya (11%).

Sementara itu, di luar Jawa, sebagian besar pembaca masih membaca lebih banyak di platform cetak. Ini berarti masih ada peluang bagi perusahaan media cetak untuk meningkatkan penetrasi daerah di luar Jawa.

Potensi keberhasilan yang pasti akan mempengaruhi industri media, karena orang mengharapkan informasi yang terperinci dan komprehensif tentang kebutuhan mereka dalam hal transportasi dan produk media yang dapat membantu memenuhi kebutuhan itu.

Perubahan media landscape media di Indonesia menuju dunia digital juga harus dipertimbangkan lebih teliti.

Pemilihan platform media digital sebagai media tingkat 1 untuk merek adalah suatu keharusan dalam hal mendapatkan tampilan yang lebih luas, lebih detail, dan lebih cepat dari tampilan liputan media. Di sisi lain, merek juga harus lebih proaktif dan lebih menarik dalam hal menyediakan konten berita yang dapat menarik perhatian media.

Pilihan konten digital agar mudah masuk ke platform digital dan media sosial adalah penting. Produk-produk berkualitas tinggi, konsumsi energi rendah, biaya rendah, emisi karbon rendah, produksi lokal, dan tantangan teknologi dan penelitian adalah beberapa opsi konten yang dapat menarik perhatian media besar.

Sementara itu, untuk mempertahankan liputan di media cetak, banyak brand juga harus proaktif dalam hal menyediakan berbagai opsi aktivasi acara yang terkait dengan komunitas dan pembaca media.

Khusus untuk gaya hidup media, karena pilihan semakin sedikit, merek diharapkan untuk meringkas media gaya hidup yang ada dengan opsi aktivasi dan konten yang dapat menarik perhatian pengguna, dan memberikan manfaat yang merangkum kepentingan kedua belah pihak. Pemilihan konten yang menarik, dapat diterima oleh semua platform, dan publikasi berkala di media sosial juga akan menjadi tantangan yang akan menguntungkan sisi digital pengguna. Melibatkan lebih banyak KOL dan pakar dari aktor media gaya hidup tertentu tentu akan membantu meningkatkan kesadaran perusahaan.